Memasuki trek kembali merupakan sebuah kepuasan tersendiri.
Sikap tidak mempedulikan berbagai kepentingan yang mengusik merupakan jalan
tersendiri untuk tetap berada pada perjuangan literasi. Tidak perlu banyak
basa-basi pula, lakukan yang bisa kita lakukan dengan berbagai potensi dan
kesungguhan yang kita miliki. Gerakan literasi sekolah sendiri muaranya adalah
pada keberhasilan siswa dalam mengolah kecerdasan personal mereka melalui
literasi. Kecerdasan merekalah yang kita asah tanpa melupakan kapasitas diri
kita.
Merintis suatu pergerakan membutuhkan energi, waktu, dan
daya upaya lainnya yang mungkin tidak bisa dihitung secara matematis. Merintis
suatu pergerakan membutuhkan pula komitmen dan konsistensi agar tidak pupus di
perjalanan. Tentu saja tidak mudah melakukannya, akan banyak kendala yang
muncul secara internal maupun eksternal. Setiap perintis tentu akan menemukan
kendala yang berbeda bergantung pada kondisi daerah atau sekolahnya
masing-masing.
Terlepas dari berbagai kendala yang kita hadapi, hal utama
yang paling kita perlukan adalah memulainya. Namun, untuk memulainya pun kadang
kita susah melakukannya. Solusi yang kami tawarkan adalah kita harus jeli
dengan potensi yang kita miliki. Jika untuk menggerakkan literasi di sekolah
mengalami kendala karena keterbatasan kapasitas kita, kita bisa menggunakan
potensi atau kapasitas kita, misalnya jika kita wali kelas kita coba terapkan
di kelas kita, jika kita Pembina ekskul kita bisa terapkan di kegiatan ekskul
kita. Sederhana sebenarnya, yang kita perlukan adalah kreativitas, improvisasi,
dan kesungguhan kita.
|
Sebelum latihan paskibra, membaca selama 15 menit |
|
Mempresentasikan apa yang telah dibaca |
|
|
|
Buku dijadikan media untuk melatih gerakan |
Mari kita lakukan gerakan literasi yang kita
usung secara masif dari apa yang bisa kita lakukan. Kita tidak perlu berpikir
muluk tanpa pernah bertindak atau bergerak. Anak didik kitalah bukti
kesungguhan perjuangan literasi kita. Salam Literasi (DS-PP)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar